Trump dan Utopia Crypto, Bisakah “Presiden Crypto” Mengubah Dunia Keuangan Global?

Trump dan Utopia Crypto
Belum punya bitcoin? silakan anda buat rekening bitcoin telebih dahulu di BINANCE Atau BYBIT Dan Ambil bitcoin gratis setiap jam Disitus ini Kemudian anda bisa jual disini.

Komunitas crypto menghadapi tahun yang penuh tantangan sekaligus harapan besar. Donald Trump, yang kembali menduduki kursi Presiden Amerika Serikat, mendapat dukungan finansial luar biasa dari elit crypto. Dengan total investasi $135 juta untuk kampanye Trump dan sekutunya di Kongres, mereka menginginkan perubahan besar di dunia crypto.

Harapan mereka? Utopia crypto yang bebas dari regulasi ketat Securities and Exchange Commission (SEC), akses tanpa hambatan ke sistem perbankan, dan bahkan mungkin melibatkan cadangan Bitcoin nasional sebagai kekuatan finansial baru. Tetapi seiring dengan naiknya ekspektasi, realitas geopolitik global tidak sepenuhnya mendukung mimpi ini.

Harapan Besar Komunitas Crypto di AS

Trump selama kampanye menyebut dirinya sebagai “presiden crypto.” Hal ini membuat para pendukungnya berharap besar akan tercipta kebijakan yang mendukung perkembangan industri blockchain dan cryptocurrency di AS. Salah satu prioritas utama mereka adalah menghentikan gugatan-gugatan yang dilayangkan SEC terhadap berbagai proyek crypto, yang selama ini dianggap sebagai hambatan besar bagi inovasi.

Tim Trump juga digadang-gadang sebagai yang paling ramah crypto dalam sejarah pemerintahan AS. Paul Atkins, pilihan Trump untuk memimpin SEC, dikenal sebagai tokoh yang pro-industri. Selain itu, David Sacks, yang dijuluki “czar crypto” di Gedung Putih, memiliki rekam jejak sebagai inovator di Silicon Valley.

Namun, meskipun langkah-langkah ini terlihat menjanjikan, dunia tidak akan berubah dalam semalam. Trump mungkin mendukung crypto, tetapi dinamika keuangan global melibatkan lebih dari sekadar kebijakan dalam negeri AS.

Eropa Melindungi Sistem Keuangan Tradisional

Sementara AS berharap untuk memimpin revolusi crypto, Eropa justru mengambil langkah-langkah yang berlawanan. Pada 30 Desember 2024, regulasi baru di Uni Eropa mulai berlaku, memaksa stablecoin seperti Tether (USDT) untuk menyimpan 60% cadangan mereka di rekening bank tradisional.

CEO Tether, Paolo Ardoino, memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat menimbulkan “risiko sistemik besar.” Namun, regulasi ini juga menjadi ancaman bagi keberlanjutan stablecoin di pasar Eropa. Jika tidak mematuhi aturan baru, stablecoin seperti USDT bisa kehilangan daya tarik di kalangan investor Eropa, membuka peluang bagi bank tradisional untuk meluncurkan stablecoin versi mereka sendiri.

Langkah Uni Eropa ini tidak hanya menjaga stabilitas keuangan tetapi juga mengukuhkan kontrol institusi tradisional atas sistem keuangan global. Dengan kata lain, Eropa tidak tertarik untuk mengikuti “revolusi crypto” yang dipimpin AS.

Asia: Blockchain untuk Kontrol, Bukan Kebebasan

Di sisi lain dunia, Asia mengambil pendekatan yang berbeda. China, seperti biasa, menjadi pemimpin dalam inovasi blockchain yang terpusat. Mereka menggunakan proyek seperti mBridge untuk mengembangkan sistem pembayaran lintas batas yang memungkinkan bank sentral menukar mata uang digital tanpa melalui SWIFT atau pengawasan AS.

Proyek ini, yang melibatkan negara-negara seperti Thailand, Hong Kong, Rusia, dan Arab Saudi, adalah ancaman langsung bagi dominasi dolar AS. Dengan potensi mengurangi ketergantungan global terhadap dolar, mBridge bisa mengguncang sistem keuangan internasional yang selama ini didominasi AS.

Namun, ambisi China tidak berhenti di situ. Asia juga memimpin dalam tren tokenisasi, yaitu proses menggunakan teknologi blockchain untuk mengubah aset fisik menjadi token digital yang dapat diperdagangkan. Hong Kong, misalnya, telah mulai mentokenisasi obligasi hijau dan infrastruktur energi seperti stasiun pengisian EV, sementara Singapura terus mendorong inovasi dalam kontrak pintar.

Menurut laporan dari Citigroup, pasar tokenisasi bisa mencapai $4 triliun pada tahun 2030, menjadikan Asia sebagai pemain utama dalam perkembangan ini.

CBDC Kehilangan Daya Tarik

Meski blockchain berkembang pesat, mata uang digital bank sentral (CBDC) mulai kehilangan daya tarik. Berdasarkan survei Forum Institusi Moneter dan Keuangan Resmi, hanya 13% bank sentral yang percaya bahwa CBDC adalah masa depan pembayaran lintas batas, turun drastis dari 31% pada tahun sebelumnya.

China telah memimpin pengembangan CBDC dengan yuan digital (e-CNY), tetapi proyek ini belum memberikan dampak revolusioner yang dijanjikan. Bahkan Trump sendiri tidak tertarik pada dolar digital AS.

Bisakah Trump Memenuhi Harapan Crypto?

Dengan segala dinamika ini, pertanyaan besar tetap ada: apakah Trump dapat memenuhi janji-janji besar yang telah ia buat kepada komunitas crypto? Para penggemar crypto berharap Trump segera mengeluarkan perintah eksekutif di awal masa jabatannya, mungkin pada 20 Januari 2025.

Namun, meski kebijakan ramah crypto di AS dapat memberikan dorongan besar, dunia tidak bergerak dalam ruang vakum. Sistem keuangan global saat ini lebih kompleks dan terfragmentasi daripada sebelumnya. Ambisi AS mungkin menghadapi tantangan dari Uni Eropa, yang fokus pada stabilitas, dan Asia, yang memprioritaskan kontrol melalui blockchain terpusat.

Bahkan dengan kebijakan pro-crypto di AS, ada kemungkinan bahwa stablecoin dan token crypto lainnya harus bersaing dengan inovasi seperti token deposit berbasis blockchain, yang didukung bank tradisional.

Kesimpulan

Tahun 2025 bisa menjadi tahun penentu bagi masa depan crypto. Sementara komunitas crypto berharap Trump membawa perubahan besar, dinamika global menunjukkan bahwa perjalanan menuju utopia crypto tidak akan mudah.

Eropa dan Asia telah membuat langkah signifikan yang dapat menghambat ambisi AS, sementara pasar crypto itu sendiri masih menghadapi risiko dari regulasi, manipulasi pasar, dan volatilitas.

Apakah Trump dapat membawa revolusi crypto, atau apakah dunia keuangan global akan tetap berada di tangan institusi tradisional? Hanya waktu yang akan memberikan jawabannya. Namun satu hal yang pasti, tahun ini akan menjadi salah satu tahun paling menarik dalam sejarah crypto.

Ikut Google News dan Join Telegram Informasi | Diskusi Cryptocurrency

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *