Belum punya bitcoin? silakan anda buat rekening bitcoin telebih dahulu di BINANCE Atau BYBIT Dan Ambil bitcoin gratis setiap jam Disitus ini Kemudian anda bisa jual disini.
Industri teknologi Amerika Serikat kembali dihadapkan pada tantangan besar, kali ini datang dari startup kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek. Dengan biaya rendah dan efisiensi tinggi, DeepSeek mulai menarik perhatian global dan memberikan tekanan kepada raksasa teknologi AS. Meskipun demikian, perusahaan-perusahaan teknologi terbesar tetap melangkah maju dan menunjukkan performa kuat, terbukti dari kapitalisasi pasar mereka yang terus meningkat dan mengangkat indeks S&P 500 ke rekor tertinggi baru.
Performa Raksasa Teknologi Mendorong Kenaikan S&P 500
Apple Inc. dan Meta Platforms Inc. menjadi sorotan dalam laporan keuangan minggu ini, memberikan dorongan signifikan bagi S&P 500. Meski demikian, beberapa saham teknologi utama seperti Microsoft Corp., Amazon.com Inc., Alphabet Inc., dan Tesla Inc.—yang termasuk dalam kelompok “Magnificent Seven”—mengalami penurunan harga. Namun, kepemilikan saham-saham ini tetap kuat di tangan para investor besar, menunjukkan keyakinan terhadap prospek jangka panjang perusahaan-perusahaan ini.
Laba Kuat di Tengah Perlambatan Pertumbuhan
Selama dua tahun terakhir, Magnificent Seven telah menjadi pendorong utama kenaikan S&P 500, meskipun pertumbuhan laba mereka mulai melambat dan valuasi saham tetap tinggi. Investor kini mulai mengalihkan perhatian ke 493 perusahaan lain dalam indeks untuk mencari peluang lebih besar. Namun, secara keseluruhan, laporan keuangan sejauh ini tetap positif, baik bagi raksasa teknologi maupun pasar secara luas.
Menurut Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments, optimisme investor terhadap laba masih sangat tinggi, begitu juga dengan pasar secara keseluruhan. Fundamental perusahaan-perusahaan teknologi tetap solid, dengan pertumbuhan laba kelompok Big Tech diperkirakan mencapai 26% untuk kuartal keempat, di atas proyeksi awal sebesar 22%.
Namun, perlambatan pertumbuhan mulai terasa. Ini adalah kuartal keempat berturut-turut di mana laju pertumbuhan menurun, meskipun angka 26% masih jauh lebih tinggi dibandingkan estimasi pertumbuhan 10% untuk S&P 500 secara keseluruhan.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, berusaha meyakinkan investor mengenai strategi AI perusahaannya, termasuk pendekatan untuk mengoptimalkan pengeluaran infrastruktur AI. Optimisme ini tercermin dalam pergerakan saham Meta yang naik 6,4% minggu ini, memperpanjang reli selama 10 hari berturut-turut—periode kenaikan terpanjang dalam hampir satu dekade.
Namun, tidak semua perusahaan mendapatkan berita baik. Saham Microsoft turun 6,5% setelah pertumbuhan bisnis cloud computing-nya melambat lebih dari yang diharapkan. Perusahaan menghadapi tantangan dalam meningkatkan infrastruktur AI untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Meski demikian, eksekutif dari Microsoft dan Meta menegaskan bahwa mereka akan terus berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan AI ke depan.
DeepSeek dan Tekanan terhadap Saham Infrastruktur AI
Selain tantangan dari dalam negeri, ancaman dari DeepSeek mulai terasa bagi industri teknologi AS. DeepSeek, dengan pendekatan inovatif dan efisiensi tinggi, menjadi pesaing serius bagi raksasa AI Amerika. Hal ini turut mempengaruhi sentimen terhadap saham infrastruktur AI, yang mengalami kemunduran signifikan.
Salah satu yang paling terdampak adalah Nvidia Corp., pemimpin pasar dalam pembuatan chip AI, yang mengalami penurunan saham sebesar 16%. Ini menghapus lebih dari $500 miliar kapitalisasi pasar dalam waktu singkat. Selain Nvidia, saham perusahaan pembuat chip lainnya seperti Broadcom Inc. dan Micron Technology Inc. juga mengalami tekanan jual yang cukup besar.
Adam Sarhan mengungkapkan bahwa ia mulai menjual beberapa saham infrastruktur AI karena meningkatnya risiko yang ditimbulkan oleh DeepSeek. Menurutnya, meskipun ini masih spekulasi, ada kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan besar mungkin tidak lagi membutuhkan setiap chip kelas atas yang sebelumnya mereka buru tanpa henti.
Sementara itu, Dave Mazza, CEO Roundhill Investments, menyoroti bahwa kehadiran DeepSeek, ditambah dengan perlambatan pertumbuhan pendapatan, menambah tekanan bagi perusahaan-perusahaan AI untuk segera menunjukkan hasil dari investasi mereka. Dengan valuasi yang sangat tinggi, para investor semakin tidak sabar untuk melihat pengembalian investasi yang lebih nyata dari sektor ini.
Rasio harga terhadap laba (P/E ratio) dari Magnificent Seven saat ini berada di angka 31, jauh lebih tinggi dibandingkan 20 pada akhir 2022. Bahkan lebih tinggi daripada rata-rata P/E ratio S&P 500, yang berada di level 22 kali.
Kesimpulan
Dengan kondisi pasar yang semakin kompetitif, raksasa teknologi AS menghadapi tantangan besar dari dalam dan luar negeri. Meskipun laporan keuangan mereka menunjukkan hasil yang solid, tekanan dari DeepSeek serta perlambatan pertumbuhan di sektor AI infrastruktur dapat mempengaruhi pergerakan saham ke depan.
Investor kini harus mempertimbangkan apakah valuasi tinggi dari perusahaan-perusahaan ini masih sepadan dengan risiko yang ada. Sementara itu, perusahaan-perusahaan teknologi harus terus berinovasi dan memastikan investasi AI mereka benar-benar menghasilkan keuntungan yang diharapkan.
Apakah menurut Anda raksasa teknologi AS bisa mempertahankan dominasinya di era AI? Ataukah DeepSeek dan pesaing lainnya akan mulai mengambil alih pangsa pasar global?
Ikut Google News dan Join Telegram Informasi | Diskusi Cryptocurrency