Peretas Korea Utara Curi $2 Miliar Kripto Pakai Teknik Chain-Hopping

Melalui analisis Blockchain yang tajam, TRM Labs menyoroti aksi peretas Korea Utara yang telah merampok lebih dari $2 miliar dalam bentuk mata uang kripto dalam lima tahun terakhir.

Sebuah blog baru-baru ini dari perusahaan analitik ini mengungkapkan fakta mengejutkan: serangan tersebut telah mencakup 30 skenario berbeda yang menargetkan proyek kripto yang berbeda.

Pentingnya keuangan terdesentralisasi (DeFi) dalam ekosistem kripto menjadi fokus utama serangan peretas Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir. Secara spesifik, mereka cenderung memusatkan perhatian pada jembatan lintas rantai.

Selama tahun ini, peretas Korea Utara berhasil merampok aset kripto dengan nilai sekitar $200 juta. Angka ini menyusul hampir seperempat dari jumlah total pencurian tahun lalu. Data dari TRM menunjukkan bahwa pada tahun 2023, 20% total nilai kripto yang dicuri berasal dari tindakan peretas Korea Utara.

Menariknya, TRM juga menyoroti perkembangan metode pencucian on-chain yang digunakan oleh peretas Korea Utara. Dari taktik awal yang lebih langsung dan sederhana, peretas kini menggunakan proses pencucian multi-tahap yang lebih rumit sebagai respons terhadap sanksi dan pengawasan yang lebih ketat dari lembaga penegak hukum.

Dalam beberapa tahun terakhir, peretas Korea Utara menerapkan teknik yang disebut “chain-hopping” untuk menyembunyikan jejak mereka. Teknik ini melibatkan konversi aset kripto dari satu jenis ke jenis lain dan pemindahan dana ke rantai lain, suatu metode yang telah diakui oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ)