Pengguna Binance di Filipina Menarik Dana setelah Regulator Blokir Akses

Pengguna platform perdagangan kripto terkemuka, Binance, di Filipina menghadapi gejolak setelah regulator negara tersebut memblokir akses ke situs web Binance. Langkah ini diambil oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Filipina setelah meminta regulator telekomunikasi nasional untuk mengambil tindakan pemblokiran terhadap platform tersebut.

Pengumuman ini memicu aksi cepat dari pengguna Binance di Filipina, dengan banyak dari mereka bergegas menarik dana mereka dari bursa tersebut. Reaksi ini sebagian besar disebabkan oleh kekhawatiran akan akses terbatas ke layanan yang disediakan oleh Binance.

Sebagai dampak dari pembatasan tersebut, pasar peer-to-peer (P2P) Binance menjadi sorotan utama. Di sana, pedagang memulai penawaran USDT Tether dengan diskon signifikan, berkisar antara 5% hingga 7%. Hal ini menunjukkan tingkat ketidakpastian yang tinggi di antara pengguna terhadap kemungkinan perubahan lebih lanjut dalam lingkungan perdagangan kripto di Filipina.

Namun demikian, para pelanggan ritel Binance tidak luput dari dampak pembatasan ini. Mereka menghadapi biaya transaksi yang “besar” ketika melakukan transaksi on-chain, menambahkan kerumitan dan biaya tambahan dalam aktivitas perdagangan mereka.

Langkah regulator Filipina ini menyoroti ketegangan yang terus meningkat antara regulator dan platform perdagangan kripto di berbagai belahan dunia. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kebijakan regulasi akan memengaruhi pengguna dan pasar kripto secara keseluruhan di masa depan.

Sementara itu, para pengguna Binance di Filipina terus memantau perkembangan situasi ini sambil mencari solusi alternatif untuk mempertahankan aktivitas perdagangan kripto mereka dalam lingkungan yang semakin kompleks dan bergejolak.