Belum punya bitcoin? silakan anda buat rekening bitcoin telebih dahulu di BINANCE Atau BYBIT Dan Ambil bitcoin gratis setiap jam Disitus ini Kemudian anda bisa jual disini.
Laporan terbaru dari perusahaan keamanan blockchain, Chainalysis, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun ini, hacker Korea Utara telah mencuri aset kripto senilai mencapai US$340,4 juta. Jika dirupiahkan, jumlah pencurian tersebut mencapai angka fantastis, yakni sekitar Rp 5,23 triliun dengan nilai tukar US$1=Rp 15.350. Data yang diberikan oleh Chainalysis juga menunjukkan bahwa total pencurian melalui cryptocurrency di seluruh dunia mencapai US$3,54 miliar, atau sekitar Rp 54,34 triliun.
Tindakan pencurian yang dilakukan oleh hacker Korea Utara tersebut menjadikannya salah satu pelaku terbesar dalam dunia kripto. Meskipun angka pencurian turun sebesar 80% dibandingkan dengan tahun 2022, ini menunjukkan bahwa risiko tetap ada.
“Penurunan nilai pencurian menunjukkan adanya perbaikan pada keamanan,” ungkap Chainalysis seperti yang dikutip dari cointelegraph.com.
Erin Plante, Wakil Presiden Chainalysis, menyarankan perusahaan kripto untuk memfokuskan upaya pada pelatihan tim mereka guna menghindari berbagai trik yang digunakan oleh para hacker.
“Dengan besarnya jumlah pencurian yang terkait dengan hacker Korea Utara, sangat penting untuk melatih tim agar mampu menghadapi berbagai taktik rekayasa sosial yang rumit yang seringkali digunakan oleh mereka,” ujar Plante seperti yang dikutip dari Coin Telegraph.
Beberapa perusahaan kripto telah melaporkan pencurian yang dilakukan oleh hacker Korea Utara. Salah satunya adalah CoinEx yang mengalami kerugian sebesar US$54 juta. Dengan ancaman yang masih ada, keamanan aset kripto tetap menjadi perhatian utama bagi industri ini.
Ikut Google News dan Join Telegram Informasi | Diskusi Cryptocurrency