Bakkt, Si Pemangku Saham Starbucks, Kehabisan Dana

Bakkt, perusahaan aset digital yang pernah bermitra dengan Starbucks dan Mastercard, menghadapi tantangan serius dalam kelangsungan operasionalnya. Dalam pengajuan kepada regulator pada hari Selasa, Bakkt mengungkapkan kekhawatiran bahwa mereka mungkin kehabisan uang tunai untuk menjalankan operasi mereka selama 12 bulan ke depan. Perubahan laporan triwulan sejak November menjadi sorotan, mencerminkan penyesuaian risiko terkait dengan ekspansi besar-besaran mereka dan lingkungan yang dinamis di industri kripto.

Pada awalnya, Bakkt didirikan pada tahun 2018 sebagai platform kripto di bawah Intercontinental Exchange, pemilik New York Stock Exchange. Dengan fokus awal pada konsumen dan kemitraan dengan merek-merek terkenal, perusahaan bertransformasi menjadi platform yang menyediakan layanan perdagangan dan penyimpanan kripto kepada lembaga keuangan dan perusahaan fintech.

Ketidakpastian signifikan muncul seiring dengan upaya ekspansi Bakkt ke pasar baru, dengan perusahaan mengakui bahwa mereka “tidak dapat menyimpulkan” kemampuan untuk meningkatkan pendapatan secara substansial tanpa mendapatkan tambahan dana dalam waktu dekat. Bakkt kini mencari solusi dengan mengumumkan niatnya untuk menerbitkan sekuritas terdaftar senilai hingga $150 juta di pasar publik.

Melalui perubahan strategi bisnis-ke-bisnis-ke-konsumen, Bakkt berupaya memperkuat posisinya dalam perdagangan kripto dengan menanamkan solusi kripto ke dalam lingkungan klien lembaga keuangan dan perusahaan fintech.

Meskipun menghadapi tantangan finansial, Bakkt tetap berkomitmen untuk mewujudkan visi jangka panjang mereka dengan menggalang modal tambahan untuk memastikan kelangsungan operasional dan pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah dinamika industri kripto yang terus berkembang.