Belum punya bitcoin? silakan anda buat rekening bitcoin telebih dahulu di BINANCE Atau BYBIT Dan Ambil bitcoin gratis setiap jam Disitus ini Kemudian anda bisa jual disini.
Dalam sebuah peringatan global yang diberikannya, pencipta teknologi kripto terkemuka, Vitalik Buterin, menyoroti isu-isu yang muncul seiring dengan berkembangnya mata uang digital bank sentral (CBDC) di seluruh dunia. Bank-bank sentral, termasuk Bank Indonesia dengan rencana peluncuran rupiah digital, berlomba untuk merilis CBDC mereka.
Menurut Buterin, salah satu aspek kunci yang perlu diperhatikan dalam pengembangan teknologi kripto adalah keamanan. Dia memandang bahwa untuk menjadikan mata uang digital lebih inklusif dan dapat diakses oleh semua orang, penting bagi dompet digital untuk tetap aman tetapi juga dapat diandalkan. Misalnya, jika pemilik aset kripto kehilangan akses ke dompet digital mereka, harus ada cara yang memungkinkan mereka untuk tidak kehilangan seluruh aset kripto yang tersimpan di dalamnya.
Buterin juga mempertimbangkan bahwa mata uang digital nasional dalam bentuk CBDC, seperti yuan digital dan rupiah digital, mungkin memberikan solusi untuk masalah ini. Namun, dia menekankan bahwa prinsip desentralisasi tetap menjadi hal yang krusial dalam penerbitan dan distribusi mata uang digital. Tanpa desentralisasi, CBDC seperti yuan digital dan rupiah digital hanya akan menciptakan varian lain dari sistem finansial yang sudah ada saat ini.
Dia mengungkapkan kekhawatiran bahwa versi sistem finansial di bawah CBDC yang tidak desentralisasi justru akan memberikan otoritas dan perusahaan lebih banyak wewenang untuk memantau dan mengawasi setiap aktivitas ekonomi konsumen dan warga. Ini berpotensi mengorbankan privasi dan menghilangkan batasan yang ada baik untuk perusahaan maupun pemerintah.
“Mereka akhirnya menjadi kurang privat dan pada dasarnya meruntuhkan semua hambatan yang ada baik terhadap perusahaan maupun pemerintah pada saat yang bersamaan,” tambah Buterin.
CBDC adalah bentuk mata uang virtual yang berbasis blockchain dan sepenuhnya diatur serta didukung oleh bank sentral suatu negara. Bank sentral China, yang telah memimpin dalam pengembangan CBDC, telah melakukan uji coba selama hampir satu dekade. Pada Juni, nilai transaksi menggunakan yuan digital atau e-yuan mencapai hampir US$250 miliar.
Sementara itu, Bank Indonesia telah mengambil langkah-langkah matang dalam pengembangan rupiah digital, yang termasuk dalam konsep Central Bank Digital Currency (CBDC). Pada Maret 2024, BI berencana untuk memperkenalkan proof of concept untuk rupiah digital tersebut.
Selama ini, BI telah mengambil berbagai langkah dalam rangka pengembangan rupiah digital, termasuk penerbitan buku putih Proyek Garuda pada November 2022, yang mencatat berbagai rencana pengembangan CBDC Indonesia. Kemudian, pada Januari 2023, BI melanjutkan dengan menerbitkan Consultative Paper Tahap I berjudul “Proyek Garuda: Wholesale Rupiah Digital Cash Ledger” sebagai langkah tindak lanjut dari buku putih tersebut.
Ikut Google News dan Join Telegram Informasi | Diskusi Cryptocurrency