Belum punya bitcoin? silakan anda buat rekening bitcoin telebih dahulu di BINANCE Atau BYBIT Dan Ambil bitcoin gratis setiap jam Disitus ini Kemudian anda bisa jual disini.
Dalam tengah lonjakan nilai pasar industri dan bisnis terkait kecerdasan buatan (AI), sebuah hal tak terelakkan pun muncul, sejarah dari masa lalu yang menggemakan masa akhir era dot-com bubble pada tahun 1990-an.
Gelombang kegilaan yang membalut AI kini memiliki kemiripan mencolok dengan euforia yang mewarnai masa keemasan dot-com, mendorong para ahli untuk tetap waspada dan mengaitkan dua zaman ekonomi ini.
Benarkah Kita Menghadapi Gelembung Bisnis AI?
Bubble dot-com, terkenal dengan penilaian perusahaan yang terlalu tinggi dan janji-janji yang tak realistis, akhirnya berakhir dalam kehancuran yang merenggut sekitar US$5 triliun dalam nilai investasi.
Modal ventura, yang dipicu oleh potensi keuntungan berlimpah dalam sektor teknologi, secara gegabah memasukkan dana ke dalam perusahaan-perusahaan yang sering kali tak memiliki produk nyata atau model bisnis yang berkelanjutan.
Dampaknya adalah malapetaka, sebab banyak dari perusahaan ini gagal menggenapi klaim-klaim bombastis mereka, menghantarkan investasi mereka ke jurang kebangkrutan.
Melompatlah ke masa sekarang, kita tengah menyaksikan gairah serupa mengelilingi dunia AI.
Modal ventura sekali lagi mengalir deras ke berbagai bisnis AI, banyak di antaranya masih harus membuktikan profitabilitas atau bahkan menghasilkan produk yang dapat dipahami.
Namun, para pemimpin di sektor ini terus meneriakkan klaim-klaim hebat tentang teknologi AI mereka, menggambarkannya sebagai solusi revolusioner yang mampu mengubah dunia, menyelamatkan dan menghancurkan dunia sekaligus.
Laporan dari Futurism mengungkapkan bahwa saham perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam AI sedang mengalami kenaikan tajam. Sebagai contoh, Nvidia yang dikenal dengan GPU-nya yang vital dalam proyek AI telah mengalami peningkatan nilai tiga kali lipat tahun ini.
Sementara itu, raksasa teknologi seperti Meta, Microsoft, dan Amazon, yang tengah giat mengembangkan teknologi AI, telah melihat harga saham mereka melonjak masing-masing sebesar 154 persen, 65 persen, dan 35 persen.
Namun, di balik performa pasar yang cemerlang, nilai intrinsik dan profitabilitas teknologi AI masih diselimuti ketidakpastian.
“Ada boom besar di dunia AI, beberapa orang bersungguh-sungguh mencari paparan dengan risiko berlebihan, sementara yang lain memperingatkan bahwa semuanya akan berakhir dengan tangis,” ujar Kai Wu, Pendiri dan CIO dari Sparkline Capital.
Daya tarik dari pertumbuhan berbasis inovasi bisa membuat investor buta terhadap risiko membayar terlalu mahal untuk usaha yang bersifat spekulatif.
Paralel dengan gelembung dot-com merambat ke dalam konsentrasi pasar. Saham-saham terbesar dalam S&P 500 kini mencakup lebih dari sepertiga dari total kapitalisasi pasar, sebuah situasi yang mengingatkan pada dominasi yang terpusat yang menjadi ciri dot-com era.
Deputy Chief Investment Officer di Weiss Multi-Strategy Advisers, Mike Edwards, mencatat bahwa konsentrasi kepemimpinan ini mencerminkan tren dari gelembung internet.
Namun, ada perbedaan yang mencolok antara dua periode ini. Berbeda dengan gelembung dot-com, dunia AI sekarang dihuni oleh raksasa Silicon Valley yang telah mapan dengan pengalaman dan sejarah dalam menghadapi tren teknologi.
Perusahaan-perusahaan seperti Google, Meta, Microsoft, dan Amazon telah menginvestasikan waktu bertahun-tahun dalam penelitian dan pengembangan AI, dan beberapa di antaranya bahkan bertahan dari kehancuran pada era dot-com.
Walau ada pemain-pemain baru yang telah masuk ke panggung ini, mereka sering kali dipimpin oleh para veteran Silicon Valley yang memiliki konektivitas industri yang luas.
OpenAI, yang didukung oleh Microsoft, memiliki tim kepemimpinan yang termasuk tokoh-tokoh seperti Sam Altman, Peter Thiel, Reid Hoffman, dan Elon Musk.
Tak ketinggalan, perusahaan-perusahaan seperti Character.AI dan Humane Inc., yang didirikan oleh mantan eksekutif Google dan Apple, menegaskan konsolidasi kepakaran industri.
Ikut Google News dan Join Telegram Informasi | Diskusi Cryptocurrency