Bitcoin Siap Tembus $120.000? Arus Masuk Turun, Tapi Harga Makin Naik!

Bitcoin ($BTC), sang raja kripto, kembali menjadi sorotan utama pasar. Setelah berhasil mempertahankan posisinya di atas level $107.000, kini Bitcoin mengincar target ambisius di $120.000. Namun yang menarik, lonjakan ini justru terjadi di tengah penurunan tajam arus masuk Bitcoin ke bursa kripto, sebuah fenomena yang dapat menjadi tanda penting bahwa para investor tengah bersiap untuk perjalanan bullish selanjutnya.

Bitcoin dalam Posisi Strategis, Tekanan Jual Melemah, Sentimen Komunitas Menguat

Data terbaru dari pasar menunjukkan bahwa Bitcoin kini berada dalam kondisi teknikal yang menguntungkan. Meskipun arus masuk ke bursa mengalami penurunan signifikan, harga BTC tetap bertahan dan bahkan menunjukkan tanda-tanda akan melanjutkan tren naik.

Menurut catatan dari platform analitik blockchain, jumlah Bitcoin yang mengalir ke Binance – salah satu bursa kripto terbesar di dunia – anjlok menjadi hanya 5.147 BTC. Sebagai perbandingan, pada fase pasar bearish sebelumnya, arus masuk rata-rata mencapai lebih dari 13.000 BTC. Artinya, saat ini lebih sedikit orang yang mengirim Bitcoin mereka ke bursa untuk dijual, dan lebih banyak yang memilih menyimpannya di dompet pribadi (HODLing).

Arus Masuk yang Menurun, Tanda Kuat Investor Tak Berniat Jual

Fenomena ini bukan hanya angka statistik. Penurunan arus masuk ke bursa sering kali mencerminkan penurunan tekanan jual. Ketika investor tidak terburu-buru mengirim koin mereka ke platform trading, itu artinya mereka tidak berniat menjual dalam waktu dekat.

Sebaliknya, ini mencerminkan kepercayaan terhadap kenaikan harga di masa depan. Bahkan, banyak analis meyakini bahwa rendahnya arus masuk adalah sinyal bullish yang sangat kuat. Historis menunjukkan bahwa lonjakan besar arus masuk biasanya terjadi saat pasar panik atau menjelang koreksi tajam. Contohnya, saat kejatuhan FTX tahun 2022, arus masuk ke bursa melonjak tajam hingga 24.000 BTC — menandai momen tekanan jual ekstrem.

Pemulihan Teknikal, Bitcoin Rebut Kembali EMA 50 Hari

Dari sisi teknikal, Bitcoin juga mencatatkan pencapaian penting. Saat ini, harga BTC telah berhasil merebut kembali Exponential Moving Average (EMA) 50-hari, salah satu indikator tren jangka menengah yang sering digunakan oleh trader dan investor institusi.

Kembalinya BTC ke atas EMA 50 ini bukan hanya simbol kekuatan harga, tapi juga pemicu bagi banyak algoritma dan sistem trading otomatis untuk mulai membuka posisi beli kembali. Kondisi ini menciptakan lapisan tambahan dari tekanan beli yang dapat mempercepat reli menuju $120.000.

Target Baru di Depan, Apakah BTC Bisa Tembus $120K?

Dengan semua sinyal ini—penurunan tekanan jual, sentimen komunitas yang semakin optimis, dan pemulihan teknikal yang kuat—banyak analis mulai menyebut angka $120.000 sebagai target jangka pendek berikutnya. Bukan tanpa alasan, zona ini dianggap sebagai resistensi psikologis dan teknikal yang cukup penting dalam struktur harga Bitcoin.

Namun tentu saja, perjalanan ke sana tidak akan sepenuhnya mulus. Beberapa area resistensi minor dapat muncul di sekitar $112.000 hingga $115.000, tempat di mana aksi ambil untung bisa terjadi. Tapi jika momentum saat ini berlanjut dan volume tetap tinggi, BTC bisa saja mencetak rekor tertinggi baru di paruh kedua 2025.

Kesimpulan

Situasi saat ini memperlihatkan bahwa pasar Bitcoin sedang mengalami pergeseran narasi. Jika sebelumnya arus masuk tinggi menjadi sinyal akan terjadinya tekanan jual, maka saat ini arus masuk yang rendah justru menjadi tanda kepercayaan investor jangka panjang.

Dengan semakin banyak holder yang enggan menjual, kombinasi teknikal dan sentimen positif bisa menjadi bahan bakar utama menuju level harga berikutnya di $120.000. Namun seperti biasa, volatilitas pasar kripto tetap tinggi — dan penting bagi semua investor untuk tetap memantau perkembangan harga dan data on-chain secara berkala.